Rabu, 08 April 2020

akhir zaman

Kurasa zaman penuh
fitnah itu adalah sekarang
Suara berterbangan 
di awan awan mendung hitam

Suara dari kebodohan
Suara kebenaran
Suara kemunafikan
Suara kebohongan
Suara kelicikan
Suara kesombongan
Berbaur baur di udara

Bla bla bla bla
Mempermainkan kata
Mengubah cara kerja
Mengaburkan mata

Pesulap pesulap
Memalukan
Dibentengi aneka senapan
Siap terkokang
Siapa yang jujur
Hancur

Turunlah ababil ababil
Dengan rupa berbeda
Tak mengaburkan suara jua
Kau harus mencari kesunyian 
Merenungkan

Kurasa ini akhir zaman
Semoga mereka mendapat hukuman
Sekarang atau akan datang

Minggu, 05 April 2020

Tak Pernah Pergi

Masa masa kita lebih banyak dirumah
Boleh jadi masa yang menyebalkan
Namun juga menyenangkan

Yang dulu telah berubah
Tanpa disadari tak bisa dicari
Telah hilang
Kehilangan kurindukan

Mungkin itulah tuntutan zaman
Mungkin akulah sebuah kesalahan
Semua berganti semua beralih
Namun aku masih disini

Dengan kubanganku
Dengan mimpi mimpiku
Dengan perasaanku
Dengan emosionalku
Dengan kesibukanku
Dengan pengamatanku

Aku tak pernah berubah
Entahlah
Mungkin saat ku stagnan disini
Dunia terus berlari 
Tak perduli 
bengis sekali

Kucari yang sejati
Walau Sebenarnya sepi 
tak pernah pergi

Jumat, 03 April 2020

hobit penarik pedati

Engkau yang tergopoh kepayahan
Mempertahankan keduniaan
Segala cara kau lakukan
Agar tak kehilangan

Bagaimana aku perduli
Kalian hanya orang kecil
Penarik pedati

Ketika luka 
dan kecemasan
Melandamu 
Kuhembus angin surgaku

Bekerjasama dengan 
penyihir tak mengapa
Mata menyulapnya
Dukun segala bisa

Meniup niup lukamu
Nyanyikan lagu kimigayo 
Jepang cahaya asia
Ayuh romusha tarik pedatimu

Jangan sampai kau tau
Bila kukembali pada koloniku
Kami tak perduli padamu
Ratusan..seribu..dua ribu
jutaan nyawa mati
Adalah nasibmu

Ooi kaum hobit
Wahai orang kecil 
Kau kira kami perduli
Kami hanya meniup 
Langit langit

Agar tak mengamuk jutaan kalian
Tetap merasa ambil bagian
Tak merasa dipermainkan
Saling membutuhkan

Jangankan hukum manusia
Hukum Tuhan saja kami langgar

Memangnya kami perduli padamu
Asal bangkaimu tak masuk 
Kehidung sarapan pagiku

Its okelah
Memang itu harga yang harus kau bayar
Atas usaha yang kami lakukan

(Inspired by lord of the ring movie)



Hati yang Lemah

Hatiku ini lemah Tuhan
Tak ada yang lebih berat 
daripada kesabaran

Tanpa perlindunganmu
Hancurlah aku
Terkadang tak kuasa
Mengalah pada amarah

Terkadang tinggi tuntutan jiwa
Membuat hidupku tak ada harga

Ragaku lelah Tuhan
Dan tak akan pernah puas
Sebelum tanah termakan

Keluhan yang kubawa 
Mengeluh tak pernah alpa
Kesalahan kulakukan jua
sungguh Mahluk yang lupa

Sungguh tanpa kasih sayangmu
Hancur aku

Kamis, 26 Maret 2020

penyemir sepatu

Berjalanlah menyusuri paritan
Seperti gembel mengumpulkan kehidupan
Dunia ini mengawasimu 
untuk hisabnya kelak

Jadilah orang rendahan 
berkubang dalam kehidupan
Penyemir sepatu yang menundukan
Kepalanya untuk kelembutan

Keras dengan dirimu
Karena keras sekali hatimu
Yang bisa tiba tiba membatu
Haus puji rasa tinggi

Emosi adalah kekalahan
Bocah picis amatiran
Menepilah hadapilah
Dengan kesabaran

Betapa banyak kehancuran
Yang kau ciptakan
Dan setan kegirangan
Manakala kau biarkan 
Emosi berkelanjutan

Senin, 23 Maret 2020

yang tak terlihat

Kau tak terlihat mata
Menjelma dalam berita berita
Wabah meraja lela
Dari wuhan kota di china

Tak kusangka kau sampai disini juga
Menebarkan teror yang diakui dunia
Kabah menjadi sepi berjamaah dihindari
Kepanikan perlahan namun pasti

Harga masker meroket tinggi
hand sanitizer dicari cari
Ada yang tak perduli
Mati kuasa illahi 
Syahid di mesjid lebih berarti

Padahal kita harus ber isolasi
14 hari seperti mimpi
Kerja diliburkan kantor sepi
Bekerja dirumah, ramai jauhi 

bagitu Tuhan dengan mudahnya
Memporak porandakan dunia
Tekhnologi nuklir tak ada guna
Semua larut dalam histeria paranoia

Akankah ini akhir zaman
Sebuah kenyataan yang tak ingin 
aku ada didalamnya

Memang kita umat akhir zaman
Walau sudah 44 kali 
kaabah pernah diisolasi
Tapi tetap kita berada di akhir zaman

Melihat kenyataan yang ada
Begitu rapuhnya manusia
Tuhan ciptakan mahluk nanometernya
Tak ada yang bisa mencegahnya




kotak itu di genggamanmu

Dan waktumu berlalu
Tak terasa begitu cepat
Di kotak itu di genggamanmu

Kumelihat dunia dari genggaman
Kata2 menjadi ketuk ketukan 
Menjadi keseharian kebiasaan

Dan waktupun berlalu
Kau tak begitu memberi manfaat bagiku
Hanya membunuh waktu
Menyampahi hariku

Engkau yang ada di genggamanku
Selalu kutatap sebelum lelap 
Dan saat terbangun

Kau mengubah segalanya
Sepele diremehkan 
Namun akhirnya menjadi budaya