Doa Nabi Adam

رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ

Robbana dholamna Anfusana wa illam taghfirlanaa wa tarhamna lanakunanna minal khosirin.

“Ya Tuhan kami, kami telah menzalimi diri kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang rugi.” (QS. Al A’rof: 23)

menonton langsung ustad UAH

kawanku yang hobi 

sharing konten islami

berbagi informasi 

ustad terkenal datang kesini

janjian sholat ashar di masjid itu

ustad tausiah ba'da magrib waktu

ba'da ashar sempatnya aku tiba

masih lenggang dapat shaf lima

tujuannya ngaji ketemu teman lama

temannya datang gak bisa 

seenggaknya bisa selfie jauh aja

bila UAH duduk di mimbarnya

menjelang magrib suasana rame

jemaah baru datang nyelonong aje

iba hati izin dengan anak muda disebelah

si bapak berdiri agar di beri selah

qomat magrib berdiri pegalnya kaki

dimanfaatkan anak muda songong sekali

nyempil dibelakang maju terobos maksa

sempit sesak sholat khusyuk mana bisa

aku nyengir sarkas menahan nafsu

Allah nyengir tengil di wajah anak itu

mulai jamaah magrib aku terpental

dari shaf 5 keparkiran tanpa sendal

Dia bicara dengan lugasnya

begitulah jarak aku dengan waliNya

niat tak tulus hanya mencari nama

si busuk hati menonton Ahli Agama

aku dan azazil

bagaimana aku bisa

membakar diriku 

menggerus egoku

mati sebelum waktunya

bagaimana aku bisa

pasrah menerima

seperti kura kura 

bawa tempurungnya

aku seperti azazil 

tak mau menkerdil

sombong dan tengil

dengki dan bakhil

Eneg dengan kehendakNya ??

sebegitu enegnya 

aku dengan manusia

padahal aku juga manusia

apalagi Tuhan seperti apa Dia rasa

kalau aku yang berkehendak

sudah kumusnahkan orang orang rusak

mungkin termasuk aku yang juga rusak

bau nafsu bodoh tamak begitu menyeruak 

tapi itu artinya aku tidak ridha

hitam putih pandanganku semata

berbeda dengan maha melihatNya

tidak tidur tidak lupa tiada setara

derita ini karena kau perduli

dengan rasa tinggi dan sakit hati

hatimu masih digenggam mahluk

kejumawaan masih kau peluk

Sujud Syukur

saat lelap dimalam panjang

ketika esok matahari kujelang

selalu ada kesyukuran

masih kau beri kehidupan

masih kau beri kasih sayang

saat penuh dosa bergelimang

saat terpantik amarah tak karuan

kata dzalim dendam berhamburan

harusnya hancur jadi perbaikan

maha pemelihara dari kemustahilan

sesudah kesulitan ada kemudahan

memberikan kami kesempatan

engkau selalu ada dan nyata

engkau berbicara lewat bahasa

hikmah dipahami atau tak kumengerti

bagaimana mungkin bisa diingkari

sujud & syukur atas nikmatmu Tuhan 

yang nyata atau tak ketahuan

segala kebaikan darimu Tuhan

kami hamba yang penuh kedzoliman

seperti memejamkan mata lalu dibuka

kemarahan

kasih sayang

sakit hati kebencian

ada gelap ada terang

nanti tinggal cerita

penantian lama sekejap saja

seperti memejam mata lalu dibuka 

puluhan tahun tak berasa

sesakit apapun ini waktu berlari

yang tersisa kenangan tak berarti

hanya penyesalan kau bawa nanti

kenangan bahagia bunga mimpi

tak usah hiraukan waktu 

dimensi semu mengurungmu

kelak dari atas kan kau temu

gambaran besar kehidupan itu

cemaskan keabadian

melolong kesakitan 

sepanjang zaman

neraka membenamkan

mengapa sholat begitu penting

mengapa hamba sehina ini 

mau sholat terganggu bingung

ibadahku bukan sang ahli

bukan pula orang yang agung

aku bukan orang suci

aku bukan wali

aku bukan seorang kiayi

tapi sholatku masih di jahili

mau berwudhu sakit perut

ingat ini ingat itu dahi berkerut

saat sholat lupa rakaat terurut

sedahsyat itu gangguan toghut

apa sholat si hina ini begitu penting

gangguan syaitan begitu genting

apapun pangkat golongan insan

kesulitan mengapai kekhusyukan