Selasa, 22 Agustus 2023

iman, takwa, malu dan ilmu

قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اَلإِيْمَانُ عُرْيَانٌ وَلِبَاسُهُ التَّقْوَى وَزِيْنَتُهُ الحَيَاءُ وَثَمَرَتُهُ العِلْمُ Nabi SAW Bersabda : “Iman itu telanjang, dan pakaianya adalah taqwa dan hiasanya adalah malu, dan buahnya adalah ilmu” mengapa Iman yang sering kita sebut sebagai ni’mat terbesar dari Allah SWT disebut telanjang dalam hadist tersebut? karena hal ini ditandai dengan seperti layaknya bayi yang dilahirkan dalam keadaan telanjang, tiada sehelai benangpun yang menempel ditubuhnya, suci dan bersih كُلُّ مَوْلُوْدٍ يُوْلَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ “Setiap anak yang dilahirkan adalah fitrah, kedua orang tuanyalah yang menjadi sebab ia yahudi, majusi, atau nasrani” lazim nya seorang bayi, iman perlu penanganan dan perawatan yang apik, yang berkesinambungan supaya iman tumbuh dan berkembang dengan baik seperti bayi yang kita rawat harus kita nafkahi : diberikan sandang, pangan, dan papan asupan gizi yang baik, dan diberikan pakaian yang paling baik وَلِبَاسُهُ التَّقْوَى “dan pakaianya adalah taqwa” iman adalah keyakinan didalam hati seseorang ,tak akan terlihat oleh mata, maka Taqwa inilah sebagai wujud lahir dari iman yang ada didalam dada Allah SWT berfirman: يٰبَنِيْۤ اٰدَمَ قَدْ اَنْزَلْنَا عَلَيْكُمْ لِبَاسًا يُّوَارِيْ سَوْاٰتِكُمْ وَرِيْشًا ۗ وَلِبَاسُ التَّقْوٰى ۙ ذٰلِكَ خَيْرٌ ۗ ذٰلِكَ مِنْ اٰيٰتِ اللّٰهِ لَعَلَّهُمْ يَذَّكَّرُوْنَ “Wahai anak cucu Adam! Sesungguhnya Kami telah menyediakan pakaian untuk menutupi auratmu dan untuk perhiasan bagimu. Tetapi pakaian taqwa, itulah yang lebih baik. Demikianlah sebagian tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka ingat.” (QS. Al-A’raf 7: Ayat 26) Sebenarnya kata taqwa sudah tidak asing di telinga kita, pastilah semua orang – orang muslim mengetahuinya, dalam arti bahasa kata taqwa berarti memelihara atau menghindari, konteks memeliharanya adalah diri atau keluarga, sedangkan penghindaranya berkaitan dengan siksa Allah di dunia dan akhirat Bertaqwalah dengan sebenar – benarnya taqwa, yakni dengan menjalankan perintahNya dan takut atas ancamanNya, supaya kita terhindar dari malapetaka, dan selamat dunia akhirat. Kemudian setelah iman sudah kita berikan pakaian, maka sepantasnya pakaian ini kita berikan hiasan agar semakin indah dipandang وَزِيْنَتُهُ الحَيَاءُ “dan hiasanya adalah malu” malu kepada Allah jika meninggalkan kewajibanNya, dan juga malu jika melakukan apa yang dilarangnya Nabi SAW bersabda : وَالْحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنَ الْإِيمَانِ “Rasa Malu adalah cabang dari keimanan” Jika malu adalah cabang dari keimanan maka wajiblah tentunya mempunyai rasa malu, jika tidak mempunyai rasa malu, maka tidak sempurnalah imanya. Oleh sebab itu malulah kepada Allah jika meninggalkan kewajibanNya, dan juga malu jika melakukan apa yang dilarangnya. Selain itu malu merupakan ciri akhlak seorang muslim sebagai sabda nabi : إِنَّ لِكُلِّ دِينٍ خُلُقًا، وَخُلُقُ الْإِسْلَامِ الْحَيَاءُ “Sesungguhnya Setiap agama mempunyai ciri khas akhlak dan ciri khas akhlak Islam itu adalah rasa malu.” (HR. Ibnu Majah) Jadi jika seseorang tidak memiliki rasa malu, maka orang tersebut bukanlah orang islam, karena orang islam memiliki ciri khas yaitu rasa malu, malu untuk melakukan hal hal buruk, dan malu disaat ia meninggalkan kebaikan. Selanjutnya jika iman sudah berpakaian taqwa, dan berhiaskan malu, maka dari sinilah muncul buahnya وَثَمَرَتُهُ العِلْمُ “dan buahnya adalah ‘lmu” setelah buahnya iman sudah kita dapatkan yaitu ‘lmu, maka barulah kita mengerti makna dari iman sebenarnya Iman tanpa ilmu bagaikan lentera di tangan bayi. Namun ilmu tanpa iman, bagaikan lentera di tangan pencuri tiada iman tanpa amal, tiada amal tanpa ‘ilmu, tiada ‘ilmu tanpa hidayah, dan tiada hidayah tanpa takut barangsiapa yang memiliki keimanan yang baik, maka wajiblah ia untuk masuk ke syurgaNya Allah SWT. وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ بِاالصَّوَابِ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar